Oleh Natirah Azira • 2 Jul 2020 • 4 min baca
“Jika engkau tidak menemuiku di syurga, bertanyalah kepada Allah tentangku…”
Inilah pesanan Imam Ibnu Jauzi buat sahabat-sahabatnya lantaran tahu bahawa sahabat yang soleh mempunyai keistimewaan di akhirat kelak. Kata Buya Hamka pula,
“Kalau hanya semata-mata cinta, daerahnya terlalu sempit. Tetapi persahabatan mempunyai daerah lapangan yang amat luas, dalam mengharungi lautan hidup yang tiada tentu di mana tepinya ini. Beroleh kemenangan lantaran bertambah seorang sahabat, lebih mahal harganya dari kemenangan mendapat balasan cinta” (Buya Hamka, Falsafah Hidup)
Indah bukan makna sahabat yang dibawakan oleh Buya Hamka ini. Seseorang itu diumpamakan telah memperoleh suatu yang sangat berharga seandainya memiliki sahabat yang setia dan jujur dalam hidup. Apa tidaknya, sahabat itulah yang menjadi cermin buat dirinya – menguatkan bahagian yang lemah, melengkapkan apa yang kurang dan menceriakan saat dirundung duka.
Kita bersahabat bukan hanya untuk hidup di dunia sahaja, tetapi ingin terus setia bersahabat sehingga akhirat. Kata-kata puitis seperti ‘bersahabat hingga jannah’ bukan sekadar ingin diucapkan di bibir sahaja tetapi ingin dimaknakan menjadi kenyataan. Hal ini kerana, sahabat yang soleh dan bertakwa mempunyai kedudukan yang istimewa di akhirat kelak. Mereka juga diberi kelebihan oleh Allah mampu mengeluarkan sahabatnya daripada seksaan api neraka.
Antara ciri-ciri sahabat yang soleh ini ialah mereka adalah orang yang mengerjakan solat, menjauhkan diri daripada dosa, bertawakkal kepada Allah, bersedekah dan orang yang mempunyai rasa takut di hatinya kepada Allah.
Dalam sebuah hadis yang panjang diceritakan bahawa orang mukmin bertanya kepada Allah perihal sahabatnya yang pernah bersama-sama melakukan amal soleh ketika di dunia tetapi tidak bersama mereka menikmati nikmat yang diberikan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Demi Allah Yang jiwaku ada di tanganNya. Tidak ada seorangpun di antara kamu yang lebih bersemangat di dalam menyerukan permohonannya kepada Allah untuk mencari cahaya kebenaran, dibandingkan dengan kaum Mu’minin ketika memohonkan permohonannya kepada Allah pada hari Kiamat untuk (menolong) saudara-saudaranya sesama kaum Mu’minin yang berada di dalam Neraka. Mereka berkata : “Wahai Rabb kami, mereka dahulu berpuasa, solat dan berhaji bersama-sama kami”.
Maka dikatakan (oleh Allah) kepada mereka : “Keluarkanlah oleh kalian (dari Neraka) orang-orang yang kalian tahu!” Maka bentuk-bentuk fisik merekapun diharamkan bagi Neraka (untuk membakarnya). Kemudian orang-orang Mu’min ini mengeluarkan sejumlah banyak orang yang dibakar oleh Neraka sampai pada pertengahan betis dan lututnya.
Kemudian orang-orang Mu’min ini berkata: “Wahai Rabb kami, tidak ada lagi di Neraka seorangpun yang engkau perintahkan untuk mengeluarkannya”. Allah berfirman : “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat satu dinar, maka keluarkanlah (dari Neraka)!” Maka merekapun mengeluarkan sejumlah banyak orang dari Neraka.
Kemudian mereka berkata lagi : “Wahai Rabb kami, tidak ada lagi seorangpun yang kami sisakan dari orang yang Engkau perintahkan untuk kami mengeluarkannya”. Allah berfirman : “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat setengah dinar, maka keluarkanlah (dari Neraka)”. Merekapun mengeluarkan sejumlah banyak orang.
Selanjutnya mereka berkata lagi : “Wahai Rabb kami, tidak ada seorangpun yang Engkau perintahkan, kami sisakan (tertinggal di Neraka)”. Allah berfirman: “Kembalilah! Siapa saja yang kalian dapati di dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji dzarrah, maka keluarkanlah (dari Neraka)”. Maka merekapun mengeluarkan sejumlah banyak orang.
Kemudian mereka berkata : “Wahai Rabb kami, tidak lagi kami menyisakan di dalamnya seorangpun yang mempunyai kebaikan”.
Pada waktu itu Abu Sa’id al Khudri mengatakan: “Apabila kalian tidak mempercayai hadis ini, maka jika kalian suka, bacalah firman Allah (yang ertinya): “Sesungguhnya Allah tidak menzalimi seseorang meskipun sebesar zarah, dan jika ada kebajikan sebesar zarah, nescaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar”. (Surah An Nisaa’ 4:40) … al Hadits”. (HR. Bukhari dan Muslim, 8 – Status hadis sahih) (Dirujuk daripada laman web almanhaj.or.id)
Justeru, carilah kawan yang baik dan beriman ketika masih di dunia, dalam masa sama berusahalah mengikut perilaku baik serta nasihat yang diberikan. InsyaAllah mereka mampu menyelamatkan diri kita daripada kesusahan di akhirat kelak – hari di mana setiap orang akan berusaha mencari apa jua cara untuk menyelamatkan diri masing-masing. Semoga kita boleh berkumpul kembali dengan teman yang baik di sana. Amin.
Nabi Muhammad s.a.w berpesan, “sampaikanlah dariku walau satu ayat” dan “setiap kebaikan adalah sedekah.” Apabila anda kongsikan artikel ini, ia juga adalah sebahagian dari dakwah dan sedekah. Insyallah lebih ramai yang akan mendapat manafaat.
Kempen Dakwah Digital
Bantu kami untuk mengerakkan platform dakwah digital ini dengan menerbitkan konten-konten Islamik yang mampu menyentuh jiwa insan lain agar berubah menjadi lebih baik.