Kembara atau apa saja bentuk perjalanan yang dilalui oleh seorang manusia sering mendapat perhatian bahkan mempunyai kelebihan dalam Islam. Orang yang dalam perjalanan mendapat keringanan untuk mengerjakan solat secara jama’ dan qasar serta doanya dimakbulkan.
Imam Syafie juga menggariskan banyak kelebihan yang akan diperoleh oleh seorang manusia apabila dia mula mengembara contohnya bertambah ilmu pengetahuan, dapat menggapai cita-cita dan menaikkan taraf hidup. Mari kita lihat pula apa yang terdapat dalam Al-Quran berkaitan kembara ini.
Katakanlah (wahai Muhammad): “Mengembaralah kamu di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana akibat buruk (yang menimpa) orang-orang yang mendustakan (Rasul-rasul) itu.” (Al-An’am 6: 11)
Katakanlah (wahai Muhammad): “Mengembaralah kamu di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana buruknya kesudahan orang-orang yang berdosa itu” (Surah An-Naml 27:69)
Oleh itu, bukankah ada baiknya mereka mengembara di muka bumi supaya – dengan melihat kesan-kesan yang tersebut – mereka menjadi orang-orang yang ada hati yang dengannya mereka dapat memahami, atau ada telinga yang dengannya mereka dapat mendengar? (Tetapi kalaulah mereka mengembara pun tidak juga berguna) kerana keadaan yang sebenarnya bukanlah mata kepala yang buta, tetapi yang buta itu ialah mata hati yang ada di dalam dada. (Surah Al-Haj 22: 46)
Maka tidakkah mereka telah mengembara di muka bumi, serta mereka memerhatikan bagaimana akibat orang-orang kafir yang terdahulu dari mereka? Allah telah menghancurkan orang-orang itu; dan orang-orang kafir (yang menurut jejak mereka) akan beroleh akibat-akibat buruk yang seperti itu. (Surah Muhammad, 47:10)
Katakanlah: “Mengembaralah kamu di muka bumi kemudian lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang yang telah lalu (yang telah dibinasakan); kebanyakan mereka adalah orang-orang musyrik”(Surah Al-Rum 30:42)
Dia lah yang menjadikan bumi bagi kamu: mudah digunakan, maka berjalanlah di merata-rata ceruk rantaunya, serta makanlah dari rezeki yang dikurniakan Allah; dan (ingatlah), kepada Allah jualah (tempat kembali kamu sesudah) dibangkitkan hidup semula; (maka hargailah nikmatNya dan takutilah kemurkaanNya)(Surah Al Mulk, 67:15)
(Dia lah Tuhan) yang telah menjadikan bumi bagi kamu sebagai hamparan, dan Ia telah mengadakan bagi kamu padanya jalan-jalan lalu-lalang; dan Ia juga telah menurunkan hujan dari langit. Maka Kami keluarkan dengannya berjenis-jenis tanaman dan buah-buahan yang berlainan keadaannya. (Surah Taha, 20:53)
Dan Dia lah yang menjadikan bintang-bintang bagi kamu supaya kamu berpedoman kepadanya dalam kegelapan (malam) di darat dan di laut. Sesungguhnya kami telah jelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) satu persatu bagi orang-orang yang mengetahui.(Surah Al-An’am 6: 97)
Tuhan kamulah yang menjalankan untuk kamu kapal-kapal di laut, supaya kamu dapat mencari rezeki dari limpah kurniaNya; sesungguhnya Ia adalah Maha Mengasihani kepada kamu. (Surah Al-Isra’ 17:66)
Sesungguhnya telah berlaku sebelum kamu (contoh kejadian-kejadian berdasarkan) peraturan-peraturan Allah yang tetap; oleh itu mengembaralah kamu di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (Rasul-rasul).(Surah Ali Imran, 3:137)
Hakikatnya, perjalanan zahir yang kita tempuh ini adalah manifestasi kepada perjalanan yang kita tempuh dalam diri sendiri. Kata Buya Hamka, jika kebaikan yang dicari oleh hati, maka kebaikanlah yang akan kita jumpa. Jika keburukan yang diniatkan oleh hati, maka keburukanlah yang akan kita jumpa.
Nabi Muhammad s.a.w berpesan, “sampaikanlah dariku walau satu ayat” dan “setiap kebaikan adalah sedekah.” Apabila anda kongsikan artikel ini, ia juga adalah sebahagian dari dakwah dan sedekah. Insyallah lebih ramai yang akan mendapat manafaat.
Kempen Dakwah Digital
Bantu kami untuk mengerakkan platform dakwah digital ini dengan menerbitkan konten-konten Islamik yang mampu menyentuh jiwa insan lain agar berubah menjadi lebih baik.