Kehidupan dunia seringkali mampu menipu daya seorang manusia. Terlalu banyak perkara yang mampu menggoda hati kita. Bukan kita tidak tahu, tetapi kita sering lupa. Kerana itu didatangkan peringatan demi peringatan baik dari firmanNya sendiri ataupun melalui hadis-hadis Nabi SAW. Berikut enam pesanan tentang kehidupan dunia untuk panduan kita semua.
Dari Zaid bin Tsabit RA , dia mendengar Rasulullah SAW bersabda :
Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya.
Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, AllAh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina”
‘Ali bin Abi Talib RA mengatakan,
Sesungguhnya dunia akan pergi meninggalkan kita, sedangkan akhirat pasti akan datang. Masing-masing dari dunia dan akhirat memiliki anak-anak, kerananya, hendaklah kalian menjadi anak-anak akhirat dan kalian jangan menjadi anak-anak dunia, kerana hari ini adalah hari amal tanpa hisab (di dalamnya), sedang kelak adalah hari hisab tanpa amal (di dalamnya).
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Pencinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: Pertama, kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus, kedua (keletihan) yang berlanjutan, dan ketiga kerugian yang tidak pernah berhenti.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman :
يَا ابْنَ آدَمَ ! تَـفَـرَّغْ لِـعِـبَـادَتِـيْ أَمْـلَأْ صَدْرَكَ غِـنًـى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ ، وَإِنْ لَـمْ تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَلَـمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ
“Wahai anak Adam! Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepadaKu, nescaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan (kecukupan) dan Aku tutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukannya, maka Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefakiranmu” – Sahih: HR. Ahmad (2/358), at-Tirmidzi (no. 2466), Ibnu Majah (no. 4107), dan al-Hakim (2/443)
Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Yang akan muncul disebabkan banyaknya angan-angan adalah malas untuk mengerjakan ketaatan, menunda-nunda taubat, bercita-cita terhadap dunia, lupa akhirat, dan mengerasnya hati. Sebab, kelembutan dan kejernihan hati terbentuk hanyalah dengan mengingat kematian, alam kubur, dosa dan pahala, serta dahsyatnya hari Kiamat”
Rasulullah SAW bersabda :
واللّٰـهِ ، مَا الدُّنْيَا فِـي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَـجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هٰذِهِ – وَأَشَارَ يَـحْيَ بِالسَّبَّابَةِ – فِـي الْيَمِّ ، فَـلْيَنْظُرْ بِمَ تَـرْجِعُ ؟
Demi Allah! Tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang dari kalian yang mencelupkan jarinya -Yahya (perawi hadis) berisyarat dengan jari telunjuknya- ke laut, maka lihatlah apa yang dibawa jarinya itu?- Sahih: HR. Muslim (no. 2858) dan Ibnu Hibban (No. 4315-at-Ta’lIqatul Hisan)
Mencintai dunia hanyalah membawa kita jauh dari akhirat. Letaklah dunia sekadar di tangan, bukan di hati. Itu tempat dunia yang selayaknya.
Nabi Muhammad s.a.w berpesan, “sampaikanlah dariku walau satu ayat” dan “setiap kebaikan adalah sedekah.” Apabila anda kongsikan artikel ini, ia juga adalah sebahagian dari dakwah dan sedekah. Insyallah lebih ramai yang akan mendapat manafaat.
Kempen Dakwah Digital
Bantu kami untuk mengerakkan platform dakwah digital ini dengan menerbitkan konten-konten Islamik yang mampu menyentuh jiwa insan lain agar berubah menjadi lebih baik.