Bercakap mengenai rezeki, apa yang kita bayangkan? Adakah ia hanya dalam bentuk wang ringgit baru dianggap rezeki? Atau, adakah jika seseorang memperoleh sebarang habuan, itu dinamakan rezeki?
Jika disoroti dengan lebih mendalam lagi maksud ‘rezeki’ itu sendiri, ia amatlah luas. Tahukah kita, rezeki itu adalah apa jua bentuk kurniaan, kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita sama ada berupa pasangan hidup, tempat tinggal, pakaian, dikelilingi teman yang baik, nikmat penglihatan, pendengaran, kebahagiaan dan sebagainya.
Bahkan, jika menurut Imam Al-Ghazali lagi, musibah yang menimpa diri kita itu juga dianggap sebagai rezeki. Oleh itu, sebagai umat Islam yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, wajiblah kita mensyukuri atas segala kenikmatan yang diberikan-Nya. Terdapat beberapa ayat Al-Quran yang menyebut tentang rezeki ini. Mari kita sama-sama perhalusi satu persatu.
“Makan dan minumlah dari rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerosakan.”
“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar kepada-Nya kamu menyembah.”
“Sesungguhnya, Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan (hisab).”
“Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding dengan kehidupan akhirat.”
“…siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya?”
“Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mahu memberikan rezekinya kepada para hamba sahaya yang mereka miliki, sehingga mereka sama-sama (merasakan) rezeki itu. Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?”
“Miliknyalah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
“Wahai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia, maka mengapa kamu berpaling (dari ketauhidan)?”
“Dan, perintahkahlah keluargamu melaksanakan solat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertaqwa.”
“Dan, bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (korban) agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikurniakan Allah kepada mereka berupa haiwan ternakan.”
“Sungguh, Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki); sungguh Dia Maha Mengetahui Maha Melihat hamba-hamba-Nya.”
“Dan, berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.”
Katakanlah; “Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (menahannya bagi siapa yang Dia kehendaki) tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
“Dan, tidakkah mereka memerhatikan bahawa Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan Dia (pula) yang membatasi (bagi sesiapa yang Dia kehendaki). Sungguh, yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran bagi kaum yang beriman.”
“Sungguh, inilah rezeki dari Kami yang tidak akan habis.”
“….Dan, Allah pemberi rezeki yang terbaik.”
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, nescaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan, Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan, barangsiapa bertawakkal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.”
Dengan menghayati serta memahami maksud ayat-ayat berkaitan rezeki ini, mudah-mudahan semakin bertambah keyakinan serta kebergantungan hidup kita kepada Allah SWT yang mengatur segala perjalanan hidup setiap hamba-Nya.
Sesungguhnya, urusan rezeki ini adalah urusan-Nya dan sebagai hamba kita hendaklah berusaha mengukur kadar kemampuan masing-masing. Selebihnya serahkan pada Dia yang lebih berhak.
Yakinlah dengan janji-Nya, semakin banyak kita bersyukur dengan setiap pemberian-Nya, maka semakin bertambahlah rezeki yang akan diberikan kepada kita kelak. Jika bukan hari ini, mungkin beberapa tahun akan datang. Bahkan, mungkin rezeki tersebut diberikan kepada anak cucu kita setelah kita tiada nanti.
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah kamu dustakan? Moga perkongsian ini memberi manfaat untuk penulis dan pembaca semua. Wallahua’lam.
Nabi Muhammad s.a.w berpesan, “sampaikanlah dariku walau satu ayat” dan “setiap kebaikan adalah sedekah.” Apabila anda kongsikan artikel ini, ia juga adalah sebahagian dari dakwah dan sedekah. Insyallah lebih ramai yang akan mendapat manafaat.
Kempen Dakwah Digital
Bantu kami untuk mengerakkan platform dakwah digital ini dengan menerbitkan konten-konten Islamik yang mampu menyentuh jiwa insan lain agar berubah menjadi lebih baik.